Penjualan Bahan Pokok di Halte Transjakarta Capai 4.527

Penjualan bahan pangan pokok di halte Transjakarta (Sembako on Shelter/SOS) selama bulan Ramadhan mendapat respon positif dari masyarakat. Inovasi layanan ini merupakan implementasi dari komitmen Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui BUMD untuk melakukan sinergitas dalam mendukung ketahanan pangan dan stabilisasi harga. Ada 4 BUMD selain Transjakarta yang terlibat yaitu, PD.Pasar Djaja, Food Station, Bank DKI dan Dharma Djaja.

Direktur Utama Transjakarta Budi Kaliwono mengungkapkan penjualan empat komoditas yang dipasarkan di halte Transjakarta (Sembako on Shelter/SOS) sejak 26 Mei 2017 lalu hingga 4 Juni 2017 telah mencapai 4.527 kemasan.  Keempat produk yang dijual adalah:  beras, minyak goreng, gula, dan tepung terigu. “Beras terjual sebanyak 692, minyak goreng 1.302, gula 1.529, dan tepung terigu 1.004,” ujarnya di Jakarta, Senin (5/6).

Harga bahan pangan pokok yang dipasarkan di halte Transjakarta, adalah Harga Eceran Tertinggi. Beras dijual dengan harga Rp45.000 untuk 5 kg, minyak goreng senilai Rp11.000/liter, terigu Rp8.500/kg, dan gula Rp12.500/kg.

Ia mengatakan penjualan bahan pangan pokok di halte Transjakarta (Sembako on Shelter/SOS) sudah dilaksanakan serentak di 50 halte Transjakarta. Program ini berlaku mulai pukul 16.00 WIB-19.00 WIB.

Penjualan bahan pangan pokok di halte Transjakarta menggunakan transaksi non tunai. Mekanisme ini sesuai program pemerintah yang mendorong kegiatan non tunai.

Halte Transjakarta yang memasarkan bahan pangan pokok juga dilengkapi dengan petugas untuk menjual produk-produk tersebut. Serta sarana penunjang yang bertujuan untuk memberi pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.

Budi optimis penjualan bahan pangan pokok di halte Transjakarta (Sembako on Shelter) akan semakin meningkat. “Stok bahan pangan pokok yang dijual di halte Transjakarta bisa memenuhi permintaan masyarakat,” tambahnya.