
JAKARTA, 13 Agustus 2025 - PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) jalin kerja sama dengan Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) untuk mengkaji dampak ekonomi Transjakarta terhadap lingkungan di sekitarnya. Kajian ini dilakukan untuk memastikan bahwa subsidi yang dialokasikan oleh Pemprov DKI Jakarta kepada Transjakarta memberikan nilai tambah yang nyata baik secara ekonomi, sosial, maupun lingkungan.
Kerja sama ini ditandatangani oleh Direktur Utama Transjakarta Welfizon Yuza dan Ketua LPEM FEB UI Chaikal Nuryakin, bertempat di Kantor Pusat Transjakarta, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (12/8). Kegiatan ini turut dihadiri oleh Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Ujang Harmawan, Kepala Bidang Usaha Transportasi, Properti dan Keuangan Badan Pembinaan BUMD (BPBUMD) Provinsi DKI Jakarta Memi Mundari Pernithasari, Kepala Bidang Perekonomian Bappeda Provinsi DKI Jakarta Feirully Irzal , serta jajaran direksi Transjakarta.
“Pada kesempatan ini, kerja sama Transjakarta dengan LPEM FEB UI akan memberikan gambaran secara komprehensif terkait subsidi transportasi publik berdampak pada perekonomian, kesejahteraan masyarakat, dan kualitas lingkungan. Hasilnya akan menjadi dasar yang kuat khususnya untuk Pemrov DKI Jakarta dalam mengambil kebijakan, “ ujar Wakadishub DKI Jakarta Ujang Harmawan dalam sambutannya.
Adapun sejumlah poin yang akan dikaji oleh Transjakarta bersama LPEM BEM UI adalah sebagai berikut:
- Kontribusi terhadap lapangan kerja – baik langsung maupun tidak langsung;
- Efek pengganda ekonomi di sektor pendukung seperti vendor bus, penyedia layanan teknologi, dan sektor jasa terkait;
- Efisiensi ekonomi rumah tangga melalui penghematan biaya transportasi dan waktu perjalanan;
- Pengurangan kemacetan dan emisi (CO₂, NO₂, PM10, PM2.5) yang berdampak pada kesehatan masyarakat.
Selanjutnya, dilaporkan oleh Direktur Utama Transjakarta bahwa subsidi transportasi publik bukan sekadar dukungan anggaran operasional, namun merupakan investasi sosial dan ekonomi jangka panjang yang berdampak luas bagi pertumbuhan kota.
“Kami ingin memastikan bahwa subsidi Rp4,2 triliun yang dialokasikan Pemprov DKI Jakarta pada tahun 2025 benar-benar memberikan manfaat nyata tidak hanya untuk mobilitas warga, tetapi juga untuk ekonomi rumah tangga, penciptaan lapangan kerja, dan kualitas lingkungan hidup,” ujarnya.
Pada kesempatan yang sama, LPEM FEB UI juga membawakan sesi Seminar Makroekonomi yang ditujukan bagi pimpinan dan jajaran manajerial Transjakarta. Seminar ini mengangkat topik tentang hubungan antara indikator makroekonomi (seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan subsidi fiskal) dengan perencanaan strategis transportasi publik, termasuk implikasinya terhadap jumlah pelanggan, daya beli masyarakat, dan keberlanjutan layanan.
“Harapannya, kajian ini dapat dijadikan contoh kolaborasi yang baik antara pemerintah, BUMD, dan akademisi dalam mewujudkan masa depan transportasi publik Jakarta yang lebih baik,” tambah Welfizon.